Rabu, 07 Maret 2012

BAHAN PERTEMUAN LINGKUNGAN APP2012

Pertemuan lingkungan I

MENYADARI IDENTITAS DIRIKU
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya”.
(Yoh.15:5a)

GAGASAN DASAR:
Ciri mencolok dunia modern kita adalah kemudahan-kemudahan untuk mendapatkan hidup yang enak. Yang menjadi permasalahan adalah kemudahan-kemudahan itu tidak secara merata dapat dinikmati semua orang. Baik orang katolik maupun bukan katolik dapat dipastikan mengalami kondisi ini.
    
    Tidak ada seorangpun dalam  jaman ini yang tidak percaya pada Tuhan. Tuhan diterima dan diakui sebagai pencipta. Tuhan sebagai yang mahakuasa sangat diterima. Kalau kita bertanya :” Apakah Tuhan terlibat dalam hidup anda?” Akan muncul banyak jawaban atas pertanyaan itu. Pada orang-orang yang tergolong mapan, sering muncul jawaban: Semua yang kumiliki adalah hasil kerjakerasku. Tuhan, sekedar memberi ijin saja, selebihnya adalah kerja keras. Dilain pihak, mereka yang kurang beruntung akan mengatakan: Mengapa Tuhan tidak membantu aku, padahal aku rajin berdoa. Jadi masihkah Tuhan peduli padaku ?

    Sadar atau tidak sadar, aneka jawaban atas pertanyaan Apakah Tuhan terlibat dalam hidup anda, menunjukkan bahwa kita kurang melibatkan Tuhan dalam hidup. Jawaban tersebut menunjukkan adanya keterpisahan antara hidup rohani dengan kehidupan jasmani. Kita mengaku orang beragama, tetapi dalam praktek, kita ateis. Kita menjadi penganut ateisme praktis.

    Sikap “ateis praktis” ini menjadi gejala umum dalam masyarakat modern, termasuk juga orang beriman katolik. Sikap ini terungkap dalam penghayatan agama yang terpisah dari kehidupan keseharian. Tentu saja hal ini berdampak dalam praktek kehidupan yang semakin jauh dari nilai-nilai agama. Sebagai gantinya nilai-nilai pragmatis; ekonomis dan hedonis diterima sebagai nilai umum masyarakat yang berlaku. Nilai cintakasih yang ditawarkan oleh Kristus digeser dengan nilai lama “Gigi ganti gigi, mata ganti mata.”

    Lewat pembaptisan, kita telah diangkat menjadi anak-anak Allah; dihapuskan dari dosa (asal); menjadi anggota gereja. Pembaptisan tidak hanya berdampak pada pemulihan martabat kemanusiaan yang telah dihancurkan oleh dosa, tetapi juga termuat perutusan kepada orang lain. Dengan kata lain Pembabtisan (penyelamatan ) kita berdampak pada perutusan untuk membawa keselamatan itu bagi pihak lain. “Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku” (Yoh.15:4b).

LANGKAH-LANGKAH
1.LAGU PEMBUKA
2.TANDA SALIB &SALAM
P:    Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U:    Amin.
P:    Semoga damai dan sejahtera Tuhan kita Yesus Kristus selalu beserta kita.
U:    Sekarang dan selama-lamanya.

3.PENGANTAR:
P:    Saudara yang terkasih, mengawali pertemuan APP kita yang pertama, kita diajak untuk merenungkan tema besar “Mewujudkan Hidup Sejahtera: Panggilan Hidup dan Tanggung Jawab”. Hidup sejahtera adalah dambaan setiap orang . Sebagai langkah pertama, kita akan coba belajar dari pengalaman jemaat perdana dalam memahami arti sejahtera. Cabang yang tidak menyatu-erat dengan pokok anggur tidak akan membuahkan hasil. Marilah sebelum kita buka ibadat APP kita malam ini, kita awali dengan mohon pengampunan Tuhan atas segala kelemahan dan kelalian kita. ( H e n i n g   s e j e n a k )
Sadar akan segala kelemahan dan kelemahan itu maka marilah kita mengakui di hadapan Allah dan sesama

4.TOBAT.
P:    Saya mengaku,
P+U:     Kepada Allah yang mahakuasa dan kepada saudara sekalian bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan; dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa; saya berdosa; saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian supaya mendoakan saya kepada Allah Tuhan kita.
P:      Semoga Allah Bapa yang mahakuasa mengasihi kita; mengampuni dosa kita  dan  menghantar kita ke  hidup  yang  kekal.
U:     Amin.

5.KIRIYE:
P:    Tuhan kasihanilah kami.
U:    Tuhan kasihanilah kami.
P:    Kristus kasihanilah kami.
U:    Kristus kasihanilah kami.
P:    Tuhan kasihanilah kami.
U:    Tuhan kasihanilah kami

6.DOA PEMBUKAAN:
P:    Marilah berdoa. ( Hening )
    Allah Bapa kami yang mahakudus, Engkau senantiasa mengundang kami untuk terus menerus memperbaiki diri. Dalam masa pertobatan ini perkenankanlah kami untuk Engkau bimbing lewat Roh KudusMu, agar kami sungguh Engkau mampukan untuk memahami panggilan kami sebagai orang beriman dalam gerejamu. Tumbuhkanlah rasa tanggungjawab dalam diri kami untuk terlibat dalam membangun kesejahteraan umum. Demi Kristus Tuhan kami.
U:    Amin.

7.BACAAN: (Yoh.15:1-8)

Ay.1    "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.

Ay.2    Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

Ay.3    Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

Ay.4    Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Ay.5    Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Ay.6    Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Ay.7    Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Ay.8    Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."

8. PERTANYAAN PEMBANTU:
1.    Siapakah yang dimaksud dengan pokok anggur ?
2.    Siapakah yang dimaksudkan dengan cabang-cabang ?
3.    Apakah anda juga termasuk cabang-cabang itu ?
4.    Apakah anda termasuk cabang yang menghasilkan buah ?
5.    Apa yang dapat anda lakukan untuk meningkatkan buah-buah dalam kehidupan ?

9.RENUNGAN:
•    Menurut teks injil Yohanes pokok anggur yang benar adalah Yesus.
•    Menurut injil Yohanes, cabang-cabang anggur adalah “kamu”. Siapakah kamu ? Bisa saja para rasul/murid Yesus; bisa juga semua orang yang mendengar/membaca firman ini.
•    Apakah anda juga termasuk cabang itu ? Hanya anda yang bisa menjawab. Ada beberpa kriteria yang sangat kentara untuk menjawab pertanyaan itu:i)    Cabang / ranting selalu menyatu dengan batang pokok.
ii)    Cabang dan batang pokok adalah tanaman yang sejenis. Berbeda dengan benalu, meski menempel pada pokok tetapi jenis tanaman yang berbeda.
iii)    Cabang itu tumbuh sebagaimana pokoknya.
•    Sering kali orang berpikir yang penting hasilnya. Yesus tidak mengajari kita untuk melihat hasil sebagai tolok ukur, melainkan proses menghasilkan . Ingat saat Yesus memberi perumpamaan tentang talenta. Yesus mengecam penerima satu talenta karena sikapnya yang salah, bukan karena tidak menghasilkan. Yesus tidak memuji pemerima 5 telenta lebih dibandingkan dengan penerima 2 talenta yang hanya menghasilkan 2 talenta. Yesus memuji karena sikap kedua penerima talenta itu. Apa yang telah kita hasilkan selama menjadi murid Tuhan .
•    Yesus (ay.4) telah memilih kamu sebagai ranting-rantingNya. Sebagai ranting, Yesus menginginkan agar  ranting itu tidak terpisah dari pokokNya. Perutusan kita sebagai ranting mengarahkan kita untuk menjadi orang-orang yang mampu menghasilkan perbuatanNya yang berguna bagi sesama.
•    Kesejahteraan hidup adalah persoalan nyata, menyangkut soal perut; bebas dari rasa takut; dan kepatutan dalam hidup normal.

10.DOA UMAT:
P:    Saudara-saudara terkasih, panggilan untuk ikut serta dalam karya keselamatan tidaklah mungkin mengandalkan diri sendiri. Olek karena itu marilah kita panjatkan doa permohonan kita :

L:    Bagi Sri Paus, para Uskup dan para imam.
    Ya Bapa dampingilah  dan doronglah  para pejabat Gereja  agar mempelopori kami dalam menghayati perintah-perintah Allah serta membuktikan bahwa cinta kasih kepada Allah dan sesama  adalah perintah yang tertinggi.
    Marilah kita mohon....
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

L:    Bagi negara-negara yang sedang berkembang.
    Ya Bapa, bimbinglah negara-negara yang sedang berkembang agar menemukan jalan menuju keadilan dan kedamaian serta merasa didukung oleh persaudaraan  antar bangsa.
Marilah kita mohon....
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

L:    Bagi para bapak dan ibu.
    Ya Bapa dampingilah para bapak dan ibu dalam mendidik anak-anak mereka, agar dengan penuh kesabaran; tekun dan penuh perhatian mendekatkan anak-anak pada Kristus.
    Marilah kita mohon....
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

L:    Bagi diri kami sendiri.
    Ya Bapa, berkatilah kami agar selalu menghayati kehadiran-MU di dalam diri kami masing-masing dan di tengah umat-Mu.
    Marilah kita mohon....
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

P:    Allah Bapa kami , Engkau telah mengutus Yesus Putra-Mu untuk menunjukkan jalan hidup sejati. Ajarilah kami mengikuti teladanNya, bukan sebagai beban, melainkan sebagai  suatu kebaikan yang menggembirakan. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U:     Amin.

11.DOA BAPA KAMI
P:    Marilah kita satukan seluruh doa permohonan kita dengan doa yang diajarkan oleh Kristus sendiri. Bapa kami......

12.DOA PENUTUP
P:    Marilah kita berdoa ( hening)
    Allah Bapa kami yang pengasih, semoga sabda-Mu memberi kami pengharapan akan dunia baru, tempat orang bertindak jujur dan adil; tempat para bangsa menemukan ruang hidup yang menyenangkan di mana kejahatan dikalahkan oleh kebaikan. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami sepanjang segala masa.
U:    Amin
   
13.BERKAT & PENGUTUSAN
P:    Semoga Tuhan beserta kita
U:    Sekarang dan selama-lamanya
P:    Semoga kita sekalian senantiasa dilindungan dan dilimpahi oleh berkat Allah yang mahakuasa: Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U:    Amin.
P:    Ibadat APP ini telah selesai. Marilah kita pergi dan membawa damai bagi semua orang.
U:    Amin.

14.LAGU PENUTUP

15. PENGUMUMAN.

Pertemuan lingkungan II


MENELADANI JEMAAT PERDANA
“Mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah, tidak ada seorangpun yang berkekurangan.”
( Kis.4: 33b-34a)


GAGASAN DASAR:
Panggilan hidup untuk ikut serta terlibat dalam mewujudkan kesejahteraan bersama bukanlah tantangan yang mudah untuk dijawab. Kesejahteraan mencakup banyak demensi, tidak hanya demensi sosial ekonomi, sosial budaya, tetapi juga demensi psikologis, religi dll. Tantangan tesebut mustahil akan dapat kita jawab seorang diri. Kita butuh kerjasama dari banyak pribadi dan kelompok.

Belajar dari jemaat pertama, kita akan sungguh diperkaya. Mungkin kita akan mengatakan bahwa jaman para rasul dan jaman kini sangat berbeda. Tentu hal itu tidak salah. Saat para rasul merintis menjadi kelompok  (gereja perdana), mereka tidak serta merta langsung diterima. Secara sosial ekonomis mereka disingkiri, juga sebagai warga Yahudi yang berbeda pandangan dan keyakinan, mereka mulai disingkiri bahkan dimusuhi. Tantangan dari luar inilah yang membangun solidaritas di antara mereka.

Bentuk solidaritas inilah yang pada jamannya menarik perhatian banyak orang lain . Gereja perdana itu mempunyai daya pikat yang akhirnya semakin membesarkan kelompok-kelompok kecil itu. Kita boleh bertanya : Masih adakah pesona Gereja perdana itu di Gereja jaman kita ini ?

LANGKAH-LANGKAH
1.LAGU PEMBUKA
2.TANDA SALIB &SALAM
P:    Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U:    Amin.
P:    Semoga damai dan sejahtera Tuhan kita Yesus Kristus selalu beserta kita.
U:    Sekarang dan selama-lamanya.

3.PENGANTAR:
P:    Saudara yang terkasih, dalam pertemuan APP ini, kita diajak untuk merenungkan tema :”Panggilan Hidup dan Tanggung Jawab”. Hidup sejahtera adalah dambaan setiap orang . Sebagai langkah pertama, kita akan coba belajar dari pengalaman jemaat perdana dalam memahami arti membangun hidup sejahtera. Marilah sebelum kita buka ibadat APP kita malam ini, kita awali dengan mohon pengampunan Tuhan atas segala kelemahan dan kelalian kita. ( H e n i n g   s e j e n a k )
Sadar akan segala kelemahan dan kelemahan itu maka marilah kita mengakui di hadapan Allah dan sesama

4.TOBAT.
P:    Saya mengaku,
P+U:     Kepada Allah yang mahakuasa dan kepada saudara sekalian       bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan; dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa; saya berdosa; saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian supaya mendoakan saya kepada Allah Tuhan kita.
P:      Semoga Allah Bapa yang mahakuasa mengasihi kita; mengampuni dosa kita  dan  menghantar kita ke  hidup  yang  kekal.
U:     Amin.

5.KIRIYE:
P:    Tuhan kasihanilah kami.
U:    Tuhan kasihanilah kami.
P:    Kristus kasihanilah kami.
U:    Kristus kasihanilah kami.
P:    Tuhan kasihanilah kami.
U:    Tuhan kasihanilah kami

6.DOA PEMBUKAAN:
P:    Marilah berdoa. ( Hening )
    Allah Bapa kami yang mahakudus, Engkau senantiasa mengundang kami untuk terus menerus memperbaiki diri. Dalam masa pertobatan ini perkenankanlah kami untuk Engkau bimbing lewat Roh KudusMu, agar kami sungguh Engkau mampukan untuk memahami panggilan kami sebagai orang beriman dalam gerejamu. Tumbuhkanlah rasa tanggungjawab dalam diri kami untuk terlibat dalam membangun kesejahteraan umum. Demi Kristus Tuhan kami.
U:    Amin.

7.BACAAN ( Kis.4:32-37)

Ay.32:    Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
Ay.33:    Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.
Ay.34:    Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
Ay.35:    dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
Ay.36:    Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
Ay.37:    Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

8.PERTANYAAN PEMBANTU:
1.    Apa yang mendorong jemaat perdana hidup dalam kelimpahan  ?
2.    Mengapa mereka rela berbagi ?
3.    Apa yang mereka lakukan dalam hidup bersama mereka ?
4.    Semangat apa yang ada dalam jemaat perdana ini ?
5.    Apa yang dapat kita petik dari contoh hidup jemaat perdana ini ?

9.RENUNGAN:
•    Jemaat perdana hidup dalam komunitas yang sehati dan sejiwa. Kebersamaan telah menghantarkan mereka pada keberanian menghadapi tantangan. Masing-masing pribadi tidak merasa seorang diri menanggung beban kehidupan.
•    Mereka sungguh rela berbagi karena mereka merasa satu dengan yang lain sebagai bagian yang tak terpisah. Satu dengan yang lain bukan lagi sebagai orang lain tetapi sebagai bagian dari keluarga sendiri.
•    Mereka saling peduli dan saling menopang satu dengan yang lain. Mereka merasa sebagai orang yang disingkiri secara bersama.Solidaritas yang tumbuh dari situasi terdesak membuat mereka sungguh solid dan kuat. Mereka tak mungkin mengharapkan bantuan dari masyarakat umum, karena masyarakat umum memusuhi mereka. Satu satunya jalan adalah, mereka bersatu melawan tantangan yang ada.
•    Semangat kebersamaan, solidaritas yang tumbuh dari keprihatinan yang sama menumbuhkan kepedulian antar anggotanya.
•    Di dalam era modern yang diwarnai sikap induvidualis yang begitu kental, kita sebagai orang beriman diminta untuk merumuskan kembali arti beriman. Apakah iman hanya persoalanku dengan Tuhan saja; ataukah tanggung jawabku sebagai ciptaan Tuhan yang dituntut untuk ikut serta dalan karya penciptaan Allah.

10.DOA UMAT:
P:    Saudara-saudari terkasih dalam Yesus Kristus.
    Marilah kita panjatka doa-doa kita kepada Bapa disurga yang telah memanggil kita untuk beriman dan bertobat.
L:    Bagi umat Allah.
    Ya Bapa perkenankanlah umatMu terus berkembang dalam persatuan dan cintakasih.
    Marilah kita mohon......
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

L:    Bagi semua orang yang telah menjatuhkan pilihan pada Kritus.
    Ya Bapa, dampingilah mereka yang telah memilih PutraMu agar tetap setia pada pilihan mereka dan tidak hanya terpengaruh oleh kemegahan dan kebudayaan lahiriah belaka.
Marilah kita mohon......
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

L:    Bagi para penderita.
    Ya Bapa, suarakanlah kiranya sabda penghiburan MU kepada para penderita agar tetap mantap kepercayaan mereka kepadMu
Marilah kita mohon......
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

L:    Bagi kita semua di sini
    Ya Bapa, dampingilikah kami agar berkat doa dan ekaristi dalam minggu ini kami lebih menghayati hidup kami sebagai pengikut Kristus.
Marilah kita mohon......
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

P:    Allah Bapa kami di surga, berkat kasih sayang-Mu, Engkau telah menunjukkan jalan kepada kaum pendosa dan mengajarkan apa yang harus dilakukan oleh kaum sederhana. Berilah kami kerendahan hati dan kesadaran, bahwa kamipun perlu bertobat. Kami mohon itu demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U:    Amin.

11.DOA BAPA KAMI
P:    Marilah kita satukan seluruh doa permohonan kita dengan doa yang diajarkan oleh Kristus sendiri. Bapa kami......

12.DOA PENUTUP
P:    Marilah kita berdoa ( hening)
    Bapa kami yang kekal dan kuasa, jadikanlah kami kiranya orang-orang yang menyerupai Yesus PutraMu, agar dunia berubah dari padang gurun menjadi taman firdaus, tempat damai di mana manusia dan para bangsa hidup rukun bersatu dan di mana Engkau Pencipta dan Bapa kami bersama, hadir. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U:    Amin

13.BERKAT & PENGUTUSAN

P:    Semoga Tuhan beserta kita
U:    Sekarang dan selama-lamanya
P:    Semoga kita sekalian senantiasa dilindungan dan dilimpahi oleh berkat Allah yang mahakuasa: Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U:    Amin.
P:    Ibadat APP ini telah selesai. Marilah kita pergi dan membawa damai bagi semua orang.
U:    Amin.

14.LAGU PENUTUP

15. PENGUMUMAN.

Pertemuan lingkungan III


MEMBANGUN SOLIDARITAS
“Kamu semua adalah tubuh Kristus
dan kamu masing-masing adalah anggotanya”
( I Kor.12: 27)

GAGASAN DASAR
    Jaman modern ditandai dengan semangat induvidualis; hedonis dan konsumeristis yang demikian kental. Kesejahteraan hidup menjadi perjalanan panjang tanpa ujung bagi kelompok yang kurang beruntung. Kesenjangan sosial; ekonomi; budaya semakin lebar. Yang kaya semakin kaya sebaliknya yang miskin semakin terpuruk. Yang berkuasalah yang tampil sebagai pemenang. Dalam situasi dan kondisi seperti inilah Gereja hadir dan hidup.
Atas kondisi di atas sebuah pertanyaan besar muncul : ”Siapa harus bertanggung jawab atas kondisi tersebut ?” Mungkin kita akan dengan mudah mengatakan, negara harus bertanggung jawab. Pertanyaan berikutnya adalah “Siapakah negara itu ?”. Dalam menyikapi tantangan ini kita tidak ingin terjebak dalam perdebatan kosong, soal definisi negara atapun yang lain. Sebagai warga negara yang sekaligus warga Gereja kita dipanggil untuk ikut serta melakukan perubahan.
Sebagaimana Yesus memberikan teladan bagi kita dalam membangun  masyarakat. Yesus tidak bekerja seorang diri. Ia mengajak para muridnya untuk terlibat.(bdk .Luk 9:1-6; 13,50) Rasul Yabokus menegaskan kepada jemaatnya :” Jika iman tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak.2:17). Apa yang bisa kita lakukan baik secara pribadi maupun sebagai kelompok (gereja) ? Mungkin  kita dapat belajar dari jemaat gereja perdana di Korintus. Pada jemaat di Korintus Paulus menulis surat pastoral yang sangat membantu jemaat keluar dari kemelut kota besar seperi Korintus.

LANGKAH-LANGKAH
1.LAGU PEMBUKA
2.TANDA SALIB &SALAM
P:    Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U:    Amin.
P:    Semoga damai dan sejahtera Tuhan kita Yesus Kristus selalu beserta kita.
U:    Sekarang dan selama-lamanya.

3.PENGANTAR:
P:    Saudara yang terkasih, pada pertemuan yang kedua ini kita akan diajak untuk semakin menyedari posisi kita sebagai warga negara yang sekaligus adalah warga gereja. Lewat bacaan Surat Paulus kepada jemaat di Korintus ( 12: 12-30) kita diajak untuk berani mengambil peran dalam masyarkat. Marilah sebelum kita buka ibadat APP kita malam ini, kita awali dengan mohon pengampunan Tuhan atas segala kelemahan dan kelalian kita.
 ( H e n i n g   s e j e n a k )
Sadar akan segala kelemahan dan kelemahan itu maka marilah kita mengakui di hadapan Allah dan sesama

4.TOBAT.
P:    Saya mengaku,
P+U:    Kepada Allah yang mahakuasa dan kepada saudara sekalian bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan; dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa; saya berdosa; saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian supaya mendoakan saya kepada Allah Tuhan kita.
P:      Semoga Allah Bapa yang mahakuasa mengasihi kita; mengampuni dosa kita  dan  menghantar kita ke  hidup  yang  kekal.
U:     Amin.

5.KIRIYE:

P:    Tuhan kasihanilah kami.
U:    Tuhan kasihanilah kami.
P:    Kristus kasihanilah kami.
U:    Kristus kasihanilah kami.
P:    Tuhan kasihanilah kami.
U:    Tuhan kasihanilah kami

6.DOA PEMBUKAAN:

P:    Marilah berdoa
    Allah Bapa yang mahakuasa banyak teladan telah Engkau berikan pada kami lewat Putra-Mu Tuhan Kami Yesus Kristus. Bukalah mata dan telinga kami agar kami melihat yang telah Engkau lakukan dan mendengar yang telah engkau firmankan bagi kami. Mampukanlah kami hadir ditengah masyarakat kami sebagai alatmu yang efektif. Demi Kristus Yesus, Tuhan dan penyelamat kami.
U:    Amin.

7.BACAAN: ( I Kor. 12:12-30)

 Ay.12    Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
Ay.13    Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Ay.14    Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
Ay.15    Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
Ay.16    Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
Ay.17    Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
Ay.18    Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
Ay.19    Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
Ay.20    Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.
Ay.21    Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
Ay.22    Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
Ay.23    Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
Ay.24    Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus,
Ay.25    supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
Ay.26    Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.
Ay.27    Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.
Ay.28    Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.
Ay.29    Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat,
Ay.30    atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?

8.PERTANYAAN PEMBANTU:

1.    Bagaimana Paulus menggambarkan jemaat Korintus semestinya ?
2.    Keprihatinan macam apakah dirasakan oleh Paulus atas jemaat di Korintus ?
3.    Adakah hubungan antara keprihatinan Paulus pada jamannya dengan keprihatinan kita saat ini ?
4.    Solusi seperti apakah ditawarkan oleh Paulus atas situasi jemaat di Korintus ?
5.    Apa yang dapat kita pelajaran dari perikopa ini ?
9. RENUNGAN
•    Jemaat Korintus seharusnya hidup rukun supaya memberi kesaksian yang positif sebagaimana jemaat Perdana di Yerusalem. Nyatanya Jemaat Korintus terpecah belah.
•    Korintus adalah kota pelabuhan yang ramai pada jamannya. Sebagai kota yang sibuk, banyak hal terjadi. Suasana hedonis dan induvidualis tentu menjadi salah satu warna dalam kehidupan masyarakatnya. Mereka sebagai gereja muda tentu mengalami banyak tantangan.
•    Situasi Indonesia saat ini mukin boleh dikatakan menyerupai kondisi Korintus pada jamannya bahkan mungkin lebih rumit. Apakah kita prihatin dengan situasi seperti ini ?
•    Paulus menawarkan cara pandang yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Ia menawarkan kepedulian satu dengan yang lain. Saling menjaga satu dengan yang lain. Paulus mengajak jemaatnya untuk mengubah capa pandang. Kepedulian adalah sikap yang diajarkan Yesus pada para muridnya.Cinta kasih bagi Yesus bukanlah sebuah teori yang muluk tentang hidup baik, tetapi perbuatan nyata yang membangun kehidupan.
•    Untuk memulainya butuh sebuah komitmen. Komitmen adalah langkah awal untuk mewujudkan cita-cita dan harapan. Langkah ini harus diikuti dengan langkah-langkah yang lain. Setiap kali kita jatuh, komitmen awal akan mengingatkan kita pada tujuan semula.

10.DOA UMAT

P:    Bila kita bertekun dalam iman dan rela berbagi dengan sesama, Tuhan tentu akan mendengarkan permohonan kita.
L:    Bagi Gereja yang teraniaya.
    Ya Bapa, utuslah Roh Kristus kepada mereka yang teraniaya dan tertindas, agar mereka Kaukuatkan dalam iman dan tetap menyalakan api pengharapan mereka.
    Marilah kita mohon......
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

L:    Bagi masyarakat kita.
    Ya Bapa, berkatilah usaha masyarakat kami, agar dengan tekun dan ulet memajukan kesejahteraan  umum.
    Marilah kita mohon......
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

L:    Bagi mereka yang kurang mampu menghadapi kesulitan hidup dan hilang kepercayaan.
    Ya Bapa, jamahlah kiranya mereka yang hampir putus asa dalam menghadapi kesulitan hidup. Semoga mereka menemukan kembali ketabahan hati dan semangat untuk berjuang.
    Marilah kita mohon......
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

L:    Bagi kami di sini.
    Ya Bapa, ajarilah kami selama empat puluh hari ini untuk rela berbagi dan bergembira atas kebahagiaan sesama.
Marilah kita mohon......
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

P:    Allah Bapa kami yang maharahim, bila kami mengikuti Engkau sepenuhnya, maka Engkau  akan membangkitkan kami dan memampunkan kami untuk menjawab persoalan-persoalan yang kami hadapi. Maka kasihanilah kami dan kabulkanlah doa-doa kami demi Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami
U:    Amin.

11.DOA BAPA KAMI
P:    Marilah kita satukan seluruh doa permohonan kita dengan doa yang diajarkan oleh Kristus sendiri. Bapa kami......

12.DOA PENUTUP
P:    Marilah kita berdoa ( hening)
    Allah Bapa di surga, dengarkanlah keluh kesah kami dan lindungilah hidup kami sebagaimana engkau melidungi hamba-hambaMu. Perkenankanlah kami melalui penderitaan memasuki kehidupan sejati. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U:    Amin

13.BERKAT & PENGUTUSAN
P:    Semoga Tuhan beserta kita
U:    Sekarang dan selama-lamanya
P:    Semoga kita sekalian senantiasa dilindungan dan dilimpahi oleh berkat Allah yang mahakuasa: Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U:    Amin.
P:    Ibadat APP ini telah selesai. Marilah kita pergi dan membawa damai bagi semua orang.
U:    Amin.

14.LAGU PENUTUP

15. PENGUMUMAN.


Pertemuan lingkungan IV


PERTOBATAN : MEMBANGUN KEBERSAMAAN
“Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan”
( Luk.3:8a)
GAGASAN DASAR
   
Dalam pertemuan-pertemuan telah kita renungkan identitas diri sebagai orang katolik; kemudian kita bahas panggilan hidup orang katolik dalam dunia; dan pertemuan ke tiga kita bahas tentang semangat kebersamaan dalam Tuhan. Dalam pertemuan ke empat kita akan coba melihat langkah-langkah nyata pertobatan.

    Mewujudkan kesejahteraan bersama, mengandaikan adanya kerelaan dari masing-masing pihak untuk berperan. Si kaya rela berbagi dengan si miskin. Si miskin rela berbagi kemampuan yang dimilikinya dengan si kaya. Dengan demikian Si kaya tidak sewenang-wenang dengan kekayaannya dan sebaliknya simiskin tidak membiarkan diri menjadi obyek.

    Pertobatan adalah sebuah proses untuk berubah dari satu kondisi yang berorientasi pada diri sendiri kepada kondisi lain yang membangun kebersamaan. Pertobatan tidak hanya menyangkut perubahan pribadi tetapi sekaligus melibatkan kelompok. Maka gerakan pertobatan berarti gerak perubahan dalam kebersamaan.

    “Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api.” (Luk.3:9). Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."(Luk.3:17)

LANGKAH-LANGKAH

1.LAGU PEMBUKA

2.TANDA SALIB &SALAM

P:    Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U:    Amin.
P:    Semoga damai dan sejahtera Tuhan kita Yesus Kristus selalu beserta kita.
U:    Sekarang dan selama-lamanya.

3.PENGANTAR:

P:    Saudara yang terkasih,
Gereja mengajak kita untuk menggunakan masa pertobatan ini untuk bertumbuh dalam iman. Pertobatan yang dikehendaki oleh Allah bukan hanya berhenti mengakui kesalahan, tetapi terlebih mewujudkan dalam tindakan nyata. ” Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api." (Luk.3:9). Marilah sebelum kita buka ibadat APP kita malam ini, kita awali dengan mohon pengampunan Tuhan atas segala kelemahan dan kelalian kita. ( H e n i n g   s e j e n a k )
Sadar akan segala kelemahan dan kelemahan itu maka marilah kita mengakui di hadapan Allah dan sesama

4.TOBAT.
P:    Saya mengaku,
P+U:     Kepada Allah yang mahakuasa dan kepada saudara sekalian bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan; dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa; saya berdosa; saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian supaya mendoakan saya kepada Allah Tuhan kita.
P:      Semoga Allah Bapa yang mahakuasa mengasihi kita; mengampuni dosa kita  dan  menghantar kita ke  hidup  yang  kekal.
U:     Amin.

5.KIRIYE:

P:    Tuhan kasihanilah kami.
U:    Tuhan kasihanilah kami.
P:    Kristus kasihanilah kami.
U:    Kristus kasihanilah kami.
P:    Tuhan kasihanilah kami.
U:    Tuhan kasihanilah kami

6.DOA PEMBUKAAN:

P:    Marilah berdoa. ( Hening )
    Allah Bapa kami yang mahakudus, Engkau senantiasa mengundang kami untuk terus menerus memperbaiki diri. Dalam masa pertobatan ini perkenankanlah kami Engkau bimbing lewat Roh KudusMu, agar kami sungguh Engkau mampukan untuk memahami panggilan kami sebagai orang beriman dalam gerejamu. Tumbuhkanlah rasa tanggungjawab dalam diri kami untuk terlibat dalam membangun kesejahteraan umum. Demi Kristus Tuhan kami.
U:    Amin.

7.BACAAN: (Luk 3:7-17)

Ay.7    Lalu ia berkata kepada orang banyak yang datang kepadanya untuk dibaptis, katanya: "Hai kamu keturunan ular beludak! Siapakah yang mengatakan kepada kamu melarikan diri dari murka yang akan datang?

Ay.8    Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berpikir dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!

Ay.9    Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api."

Ay.10    Orang banyak bertanya kepadanya: "Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?"

Ay.11    Jawabnya: "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian."

Ay.12    Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: "Guru, apakah yang harus kami perbuat?"

Ay.13    Jawabnya: "Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu."

Ay.14    Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu."

Ay.15    Tetapi karena orang banyak sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias,

Ay.16    Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Ay.17    Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."

8.PERTANYAAN PEMBANTU:

1.    Siapakah yang dimaksudkan oleh Yohanes dengan sebutan “ular beludak” ?
2.    Siapa saja yang datang kepada Yohanes untuk dibaptis ?
3.    Bentuk pertobatan kongkret apa yang diminta Yohanes pada mereka yang telah dibaptis ?
4.    Saat ini Gereja menyediakan kemurahan dalam sakramen tobat (rekonsiliasi), cukupkah pertobatan kita sampai pada sakramen tobat ?
5.    Langkah kongkret apa yang akan anda lakukan sebagai bentuk pertobatan ?

9. RENUNGAN
•    Kegeraman Yohanes atas sikap bangsa Yahudi yang seringkali memamerkan ritual keagamaan sebagai kebanggaan, membuat Yohanes memberi julukan Ular beludak ( ular yang paling mematikan pada jamannya)
•    Banyak orang dan golongan datang pada Yohanes dan minta dibaptis. Mereka tertarik oleh karima Yohanes yang  gaya hidupnya sangat berbeda dengan orang pada umumnya.
•    Yohanes tidak hanya mengajak mereka untuk dibaptis tetapi mereka diminta untuk mewujudnyatakan pertobatan mereka. Mereka diajak untuk berbagi dengan orang lain dan terlebih mengubah orientasi hidup tidak lagi berfokus pada aku . Jujur dan patuh pada aturan yang baik adalah langkah kongkret menegakkan keadilan.
•    Langkah awal dari pertobatan adalah pengakuan dosa. Sebagai pintu gerbang , Sakramen pertobatan terbuka pada langkah kongkret. Pertobatan tidak hanya menyambung hubungan Allah-Manusia yang terputus akibat dosa, tetapi juga hubungan Manusia-Manusia; Manusia-Alam yang juga rusak akibat perbuatan dosa. Dengan kata lain pertobatan menjadi penuh manakala relasi-relasi dengan berbagai pihak dipulihkan,
•    Langkah kongkret tidak hanya berhenti pada masa paskah tetapi harus berkesinambungan dengan masa-masa selanjutnya

10.DOA UMAT
P:    Marilah kita berdoa dengan pengantaraan Kristus, yang telah membawa kebahagiaan bagi kita karena taat kepada Bapa:
L:    Bagi para pemimpin Gereja dan negara
    Ya Bapa dampingilah mereka agar setia melayani umat-Mu dan rakyat dengan penuh rsa tanggung jawab.
    Marilah kita mohon.....
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
L:    Bagi mereka yang diserahi tugas membimbing kaum muda
    Ya Bapa, bantulah para pembimbing kaum muda dengan sinar terang rahmat-Mu, agar jangan mengurangi  pewartaan mengenai penderitaan, wafat dan kebangkitan Kristus.
    Marilah kita mohon.....
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
L:    Bagi para penderita
    Ya Bapa dampingilah para penderita dengan rahmat-Mu agar dengan rela mempersatukan penderitaan mereka dengan penderitaan Kristus demi keselamatan sesama.
    Marilah kita mohon.....
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
L:    Bagi kami yang hadir di sini.
    Ya Bapa berkatilah kami agar perayaan Ekaristi yang kami rayakan, menghasilan sesuatu bagi hidup kami sehari-hari.
    Marilah kita mohon.....
U:    Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
P:    Allah Bapa surgawi, kami sering kali merasa asing dengan penderitaan dan kematian. Ajarilah kami menerimanya bukan sebagai sesuatu yang tak terelakkan, melaikan sebagai jalan yang harus kami lalui agar hidup kami semakin menyerupai hidup Yesus Putra-Mu. Sebab Dialah pengantara kami kini dan sepanjang segala masa.
U:    Amin
11.DOA BAPA KAMI
P:    Marilah kita satukan seluruh doa permohonan kita dengan doa yang diajarkan oleh Kristus sendiri. Bapa kami......

12.DOA PENUTUP
P:    Marilah kita berdoa ( hening)
    Allah Bapa kami, sumber kehidupan sejati, anugerahilah kami daya hidup Putra-Mu, yang bagaikan biji gandum jatuh di tanah dan mati untuk menjadikan bumi kami tempat kedamaian, di mana kesepian berbalik menjadi keramaian; di mana orang berani mempertaruhkan hidup demi kebahagian  sesama; di mana salib menjadi pedoman hidup, Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami sepanjang segala masa.
U:    Amin

13.BERKAT & PENGUTUSAN
P:    Semoga Tuhan beserta kita
U:    Sekarang dan selama-lamanya
P:    Semoga kita sekalian senantiasa dilindungan dan dilimpahi oleh berkat Allah yang mahakuasa: Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U:    Amin.
P:    Ibadat APP ini telah selesai. Marilah kita pergi dan membawa damai bagi semua orang.
U:    Amin.

14.LAGU PENUTUP

15. PENGUMUMAN.

Selasa, 06 Maret 2012

KERANGKA DASAR APP 2012


Mewujudkan Hidup Sejahtera:
“Panggilan Hidup dan Tanggung Jawab”

Pengantar
“Pemberdayaan Kesejatian Hidup” adalah tema utama gerakan APP Nasional 2007 – 2011. Tema itu sudah menjadi pusat perenungan umat beriman Katolik di tengah masyarakat. Perenungannya mudah-mudahan telah menumbuhkan semangat pembaruan diri dalam konteks solidaritas Kristiani menuju pemberdayaan kesejatian hidup dalam masyarakat.

Perutusan pemberdayaan itu adalah membangun dan memelihara gerakan persaudaraan sejati di dalam keluarga maupun di dalam masyarakat; menggerakkan dan membangkitkan jaringan kerjasama  untuk memperbaiki lingkungan hidup yang rusak; gerakan pertanian (termasuk peternakan dan perikanan) terpadu yang  berwawasan lingkungan; tata kelola keuangan mikro; membangun hubungan antar umat  beragama serta perwujudan diri dalam kesejahteraan.

Tujuan dan sasaran tema APP 2012
Proses perwujudan diri dalam kesejahteraan berlangsung terus menerus. Karena itu APP Nasional 2012 – 2016 melanjutkannya dengan tema ”Mewujudkan Hidup Sejahtera”. Tema tersebut dijabarkan ke dalam tema lima tahunan. Tema tahun 2012 ialah ”Panggilan Hidup dan Tanggungjawab”. Tujuan dari tema tersebut: umat beriman Katolik sadar bahwa persatuan dirinya dengan Tuhan dan sesama serta seluruh ciptaan-Nya merupakan panggilan hidup dan tanggungjawab sebagai mitra kerja Allah dalam menciptakan dan memperjuangkan hidup ini.

Hasil sasaran yang ingin dicapai melalui tema ini adalah:

1.    Tumbuh dan berkembangnya semangat persatuan antar umat katolik di dalam Komunitas Basis Gerejawi dan antar Komunitas Basis Gerejawi di dalam Gereja setempat demi membangun kesejahteraan bersama.
2.    Meningkatnya semangat rela berbagi dalam memajukan hidup diri sendiri, keluarga, KBG, dan lingkungan sosial setempat melalui langkah-langkah nyata yang sesuai dengan sumber daya setempat.
3.    Meningkatnya kepekaan umat beriman Katolik akan undangan Tuhan untuk berpartisipasi dalam karya penciptaan demi kemajuan sejahtera bersama.
4.    Meningkatnya dan berkembangnya sistem kerjasama dalam gerakan kesejahteraan bersama sebagai ungkapan tanggungjawab bersama.

Latar Belakang
Perjuangan untuk mewujudkan hidup sejahtera merupakan panggilan hidup dan tanggungjawab setiap pribadi manusia bersama lingkungan hidup setempat. Hidup sejahtera yang diperjuangkan bukan hanya merupakan pemenuhan kebutuhan hidup harian secara lahiriah tetapi terutama penataan hidup batin, sumber kekuatan dan semangat yang diterangi Roh Kudus. Menurut Paus Paulus VI cara perjuangan hidup lahir dan batin merupakan upaya pengembangan hidup yang menyeluruh.

Perjuangan hidup sejahtera dalam perjalanan hidup setiap pribadi manusia, khususnya mereka yang rentan sosial ekonominya, menghadapi banyak tantangan dan kendala dalam proses perwujudannya. Kendala dan tantangan dewasa ini antara lain: ketidak-mampuan dalam mencermati dan memahami arti serta makna hidup sejahtera yang benar; ketidak-mampuan dalam menanggapi dengan cerdas pengaruh konsumerisme, khususnya iklan media cetak serta elektronik; ketidak-mampuan dalam memisahkan antara pemenuhan keinginan dan kebutuhan hidup sekarang ini dan besok; ketidak-mampuan dalam melihat dan menangkap peluang untuk membangun dan menghayati hidup sejahtera dalam keadilan dan kebenaran; ketidak-mampuan masyarakat pedesaan dan pinggiran kota akibat infrastruktur fisik dan sosial terbatas; kepemimpinan publik (sipil, sosial dan gerejawi) kurang mengarus-utamakan kepentingan masyarakat; kesenjangan sosial ekonomi yang tercipta karena ketidak-adilan, dsb.

Kendala dan tantangan perjuangan hidup sejahtera bukan hanya menjadi tanggungjawab orang per orang, tetapi menjadi tanggungjawab bersama seluruh lapisan masyarakat. Khususnya bagi umat beriman Katolik, realitas hidup ini adalah panggilan hidup dengan tanggungjawab bersama. Gambaran akan tanggungjawab bersekutu diungkapkan secara jelas oleh Santo Paulus bahwa Gereja adalah Tubuh Kristus, (lih. 1 Kor 12: 27). Bila salah satu anggota tubuh sakit maka sakitlah seluruh tubuh. Gereja sebagai satu tubuh dipanggil dan diutus untuk melibatkan diri dalam mengatasi berbagai keprihatinan sosial dan membuat rakyat kebanyakan (kaum lemah, miskin, tersingkir dan difabel) tidak bisa merasakan hidup sejahtera.

Dalam menanggapi panggilan dan perutusannya, persekutuan gerejawi Katolik mengingat kembali suara kenabian dan tindakan nyata melalui para Bapa Gereja: St. Yohanes Krisostomus menyampaikan suaranya – bahwa kekayaan menjadi milik beberapa orang agar mereka bisa memperoleh rahmat dengan membagi-bagikannya kepada orang miskin. Kekayaan adalah harta yang berasal dari Allah dan harus dipergunakan dan disebarluaskan agar orang-orang yang berkekurangan pun boleh menikmatinya. Demikian juga para gembala Gereja melalui ajarannya menyampaikan pesan bahwa pelayanan kasih sebagai wujud berbagi adalah sekaligus pelayanan rohani manusiawi karena pelayanan kasih itu merupakan kuasa rohani yang menjalankan tanggungjawab mendasar Gereja yang adalah wujud kasih akan sesama (Deus Caritas Est no.21). Kasih akan diri sendiri, keluarga, komunitas, masyarakat serta lingkungan hidup, mempunyai tujuan untuk memperbaiki diri, keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungan hidup serta mengambil langkah-langkah konkrit untuk mewujudkannya demi hidup sejahtera bersama (bdk. Caritas in Veritate no.7 dan no. 13).

Mendengarkan Sabda Tuhan

Upaya perjuangan hidup sejahtera merupakan panggilan dan tanggungjawab setiap orang pada umumnya dan secara khusus umat beriman Katolik. Dalam Kitab Kejadian bab satu kita temukan bahwa Allah Bapa telah menciptakan dunia. Karya Allah belum selesai dan mengundang kita untuk berpartisipasi dalam karya penciptaan-Nya. Dia bersabda: beranak cucu dan bertambah banyak untuk menguasai bumi. Kej. 2:15 bahkan memperjelas titah Kitab Suci tentang tanggungjawab selanjutnya: ”TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”. Allah mengundang kita untuk berpartisipasi, bekerja, memelihara, melanjutkan dan menyempurnakan karya penciptaan-Nya. Karya manusia adalah suci karena manusia adalah gambaran hidup Allah yang mahasuci.

Kristus, Putera Allah yang tunggal juga memberikan dorongan kepada umat beriman Katolik bukan hanya melalui Sabda dan pengajaran-Nya tetapi juga dengan memberi teladan melakukan kerja dengan tangan-Nya, baik sebagai tukang kayu maupun dalam tugas perutusan-Nya. Yesus berusaha memberikan teladan bagaimana memenuhi kebutuhan sesama. (Dia berdoa, berpuasa, bermatiraga dan juga berbuat baik dengan tangan-Nya untuk menolong sesama: penggandaan roti, penangkapan ikan). Cara hidup Yesus demikian menjiwai Santo Paulus, sehingga dia berani mengatakan dengan keras: ”.... jika seorang tidak mau bekerja janganlah ia makan” (2Tes 3:10).

Keyakinan kita adalah bahwa Yesus wafat untuk kita dan bangkit dari mati. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus membebaskan kita dari kematian dan dosa. Dalam Injil Lukas 4:18 Dia bersabda ”Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan”. Dalam Injil Yohanes 18:37, Yesus menegaskan bahwa kesaksian hidup-Nya membuat banyak orang percaya kepada-Nya: ”Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu memerdekakan kamu”.

Kita sebagai umat beriman Katolik harus mengikuti Kristus melalui pembebasan diri dan membantu membebaskan sesama dari segala hal yang menyesakkan menuju kemerdekaan. Dorongan ini membuat kita bersemangat dalam melakukan pendidikan dan pelatihan yang membuat orang lain bisa menyadari hakekat keberadaan dirinya dan bersama sesamanya. Mereka sadar akan pentingnya memperjuangkan keadilan dalam hidup mereka sendiri, keluarga dan komunitas, sehingga mereka akan dibebaskan dari tekanan, pengaruh-pengaruh jelek, kekuatiran dan ketakutan.

Semangat yang mendorong kita berasal dari Roh Kudus. Roh Kudus yang telah dikirim oleh Kristus kepada dunia. Roh Kudus memberikan kepada kita ketujuh karunia-Nya: hikmat, pengetahuan, iman, penyembuhan, mengadakan mujizat, bernubuat dan membedakan roh (Bdk.1Kor 12:1-11). Roh Kudus itu berkarya dalam diri kita, bila kita menyadari dan menghayati panggilan kita serta melaksanakan tanggungjawab kita dengan baik dan benar.

Panggilan dan tanggungjawab hidup ini adalah anugerah pembaptisan. Melalui pembaptisan kita menjadi anggota keluarga Allah, bahkan menjadi murid-murid Kristus. Layaknya dalam keluarga, setiap orang diharapkan memberikan partisipasi dan sumbangsih dalam menciptakan hidup sejahtera. Demikian juga dalam keluarga Allah, Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus melibatkan diri dalam karya perjuangan hidup sejahtera manusia.

Dalam karya perjuangan hidup sejahtera, kita disemangati oleh sabda Yesus yang berbunyi: ”Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” (Luk 4:18-19). Yohanes Pembaptis juga telah menanyakan kebenaran ini dengan mengutus para muridnya menemui Yesus dan bertanya kepada-Nya, ”Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” (Luk 7:19). Sangat menarik jawaban Yesus tentang hal ini: ”Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”(Luk 7:22).

Sebagai pengikut Kristus, kita harus mengetahui tentang kehendak Allah, kita harus mempunyai iman dalam Dia, kita harus jujur dan rendah hati kepada Dia dan juga melakukan kehendak-Nya. Melakukan kehendak-Nya berarti kita harus mencintai diri kita dan sesama, dan melakukan tindakan nyata untuk hidup sejahtera bersama ini. Dalam hal ini St Yakobus (Yak 2:17) menyampaikan keyakinan: ”Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati”.

Pembaharuan dan pertobatan hidup
Menyadari realitas hidup seperti yang terungkap dalam latar belakang permasalahan, panggilan dan tanggungjawab kita sebagai murid-murid Tuhan dan juga anggota keluarga Allah perlu merefleksikan cara hidup kita. Keprihatinan hidup yang menimpa hidup kita bersama bukan hanya semata-mata mau menyalahkan orang lain tetapi untuk menata kembali cara hidup bersama. Penataan tersebut digerakkan oleh Sabda Tuhan yang kita renungkan dalam penghayatan iman kita.

Kita menata kehidupan yang lebih baik agar terjadi perubahan. Secara pribadi dan bersama-sama kita dapat menempuh jalan melalui pendidikan, seminar, pelatihan dan bina diri dan bina masyarakat yang memerlukan. Kita sering melakukan pengobatan gratis (misalnya) kepada warga masyarakat yang kurang mampu memelihara kesehatan. Usaha ini bukan hanya memperlihatkan jenis penyakit dan pengobatan yang tepat, tetapi lebih penting perhatian kita sebagai sesama, termasuk juga usaha pencegahan dengan pemenuhan gizi yang cukup dan pengadaan sanitasi yang memadai.

Di atas dikatakan tentang pentingnya pendidikan dan pelatihan kepada umat bersama masyarakat bukan hanya dalam bidang penyadaran kedisiplinan ritualistik, seperti rajin pergi ke Gereja, berdoa, membaca Kitab Suci dan menyanyikan madah pujian. Kita juga harus melakukan tindakan praktis. Iman kita harus aktif, dan terbuka membantu komunitas menuju kemandirian hidup. Kita yakin Allah mempercayakan tanggungjawab untuk menyempurnakan karya penciptaan. Dia mengundang kita untuk berpartisipasi aktif, kritis dan berprakarsa dalam karya-Nya. Kita sebagai umat beriman Katolik mudah-mudahan mampu menjawab undangan-Nya.

Seperti Yesus sendiri telah bekerja dengan tangan-Nya dalam bidang pertukangan, kerja tangan merupakan hal yang bisa memberikan kita kebanggaan, kebahagiaan dan kepuasan diri dengan melihat hasilnya.

Yesus membebaskan kita dengan ketaatan-Nya sampai wafat di atas kayu salib dan dengan kebangkitan dari alam maut. Kita harus mengikuti teladan-Nya dan berusaha sepenuh hati untuk membebaskan diri dan sesama dengan cara menjadi lebih sadar akan hak, kewajiban dan tanggungjawab kita dalam komunitas guna memenuhi panggilan perutusan kita. Inilah wujud nyata pertobatan dan pembaruan diri kita.

Misi Tema APP 2012 : Perutusan Bersama
1.    Melakukan penyadaran: pendidikan dan pelatihan bersama melalui seminar, rekoleksi, dan temu komunitas perlu dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran diri sebagai putra-putri Allah. Kita semua diundang untuk berpartisipasi dan memberi sumbangsih dalam karya penciptaan guna memenuhi hidup sejahtera.

2.    Melakukan pembaruan komitmen: penyadaran yang dilakukan akan menumbuhkan pembaruan cara hidup yang mendalam di dalam membangun dan mengembangkan iman yang terungkap dalam perbuatan baik.
3.    Melakukan pembaruan bersama: kesadaran bahwa setiap orang beriman Katolik adalah anggota keluarga Allah dan juga anggota tubuh Kristus yang satu dan yang hidup. Dalam menyikapi cara hidup dalam kebersamaan, umat beriman perlu menghayati perutusan solidaritas kristiani. Kesediaan membangun kebersamaan sejahtera akan mewujudkan cita-cita Kristus untuk selalu hidup dalam persekutuan dan persaudaraan.

4.    Melakukan pembangunan dan pengembangan kerjasama dan jejaring: kesadaran akan realitas hidup manusia dari awal yang tidak sendirian tetapi bersama dengan orang lain (pasangan hidup, anak-anak, saudari-saudara, sesama, seluruh alam ciptaan Tuhan). Oleh karena itu, undangan Tuhan untuk membangun kerjasama dengan semua pihak dan bahkan alam, perlu ditanggapi dengan rasa syukur.

5.    Melakukan penataan dan pemajuan wadah kerjasama: kesadaran akan Sabda Tuhan bahwa ”dua atau tiga orang berkumpul atas nama-Ku, maka Aku hadir di tengah-tengah mereka”..... yang telah terungkap dalam hidup persekutuan (Keuskupan, Paroki, Stasi, Wilayah, Lingkungan, KBG) masih terus menerus perlu ditata secara integratif antara hidup rohani dan jasmani. Cara hidup KBG tidak hanya memperhatikan disiplin datang ke gereja, berdoa, membaca Kitab Suci dan menyanyikan pujian, tetapi juga menata dan memajukan kemampuan dan keterampilan hidup sosial ekonomi. Dengan demikian, tanggungjawab sejahtera bersama mampu mewujudkan persekutuan hidup yang berkenan kepada Tuhan.

Penutup
Panggilan hidup dan tanggungjawab setiap umat beriman Katolik dalam kebersamaan seluruh alam ciptaan bertujuan untuk menata dan mengembangkan karya ciptaan Tuhan demi kesejahteraan hidup bersama. Hidup sejahtera bukan hanya semata-mata terpenuhinya kebutuhan hidup manusia (pangan, sandang, dan papan). Sebagai ”citra” Allah, umat beriman menerima mandat untuk memperhatikan keutuhan dan kelestarian alam yang berkesinambungan. Partisipasi dalam menata kembali cara hidup kita dan lingkungan alam merupakan panggilan Tuhan untuk menghadirkan karya keselamatan Allah, yaitu rencana cinta kasih.

Undangan Allah akan partisipasi dalam karya penciptaan yang menyelamatkan, adalah kewajiban religius setiap umat beriman Katolik yang terhimpun sebagai anggota Tubuh Kristus dan keluarga Allah. Partisipasi ini tidak berhenti pada ruang dan waktu tertentu, tetapi berkelanjutan sampai pada akhir zaman. Keteladanan hidup bersama yang mengungkapkan Tubuh Kristus dan keluarga Allah, nampak dalam cara hidup Gereja Perdana sebagaimana dilukiskan dalam Kis 2:41-47: mereka bertekun dalam pengajaran para rasul, hidup dalam persekutuan, mereka merayakan ibadat dan Ekaristi, mereka berbagi harta milik untuk keperluan setiap orang, dan memberikan kesaksian kepada banyak orang.

Kehidupan bersama yang mendatangkan rahmat keselamatan bukan hanya melalui kedisiplinan dalam rajin pergi ke Gereja, berdoa, membaca Kitab Suci dan menyanyikan madah pujian, tetapi juga terutama melalui perbuatan-perbuatan kasih yang mendatangkan kebaikan bagi sesama. Anugerah kepemilikan dari setiap orang selalu diperuntukan bagi semua orang. Tujuan universal dari barang-barang duniawi yang diperoleh melalui kegiatan manusia adalah demi kebaikan dan kesejahteraan bersama.

Cara hidup komunitas Gereja Perdana tetap menjadi gambaran bagi Komunitas Basis Gerejawi (KBG) dan Gereja Rumah-Tangga dewasa ini bukan karena keterikatan hubungan darah, tetapi karena persekutuan di dalam Kristus yang bangkit. Gereja Rumah-Tangga berbagi pengalaman hidup batin dan hidup nyata. Hidup batin yang ditata kelola melalui hidup Sabda dan perayaan Ekaristi membawa mereka semakin mengenal kehendak Allah. Mereka berupaya bersama untuk mengelola hidup sehari-hari dalam menunjang pemenuhan kebutuhan hidup. Dalam KBG, umat beriman memerlukan dukungan dan kerjasama satu sama lain, sehingga mereka semakin berkenan kepada Allah dan sesama.

Pembinaan diri dalam keluarga dan komunitas, misalnya melalui pengaturan ekonomi rumahtangga, memberikan daya bersama untuk berpartisipasi dalam karya penciptaan Allah di dalam lingkup masyarakat. Pembinaan diri dalam kebersamaan mengacu pada keteladanan Yesus yang setelah bekerja sepanjang waktu, dan bahkan tak ada waktu beristirahat, selalu mengajak para murid untuk pergi ke tempat tertentu untuk berdoa kepada Allah Bapa. Yesus mendoakan perjalanan karya-Nya dan memohon kelimpahan rahmat-Nya, sehingga Dia tetap mampu melakukan kehendak-Nya.

Kiranya refleksi dari almarhum Uskup Agung Oscar Romero di bawah ini, pantas kita renungkan sebagai pencerahan atas panggilan hidup dan tanggungjawab kita. Oscar Romero, Uskup Agung, Keuskupan Agung El Salvador (1917-1980). Dia telah dibunuh oleh militer, karena iman, kedermawanan dan keberanian sebagai ”The Voice of Voiceless”. Dia telah mati, tetapi di El Salvador dan seluruh Amerika Latin, ia hidup di dalam hati orang-orang, karena dia sungguh berani melawan ketidak-adilan, kekerasan dan pelanggaran hak azasi manusia. Dia adalah contoh yang patut diteladani. Dua minggu sebelum kematian, Uskup mengatakan: “Menjadi martir adalah karunia Allah yang saya rasa saya belum mendapatkannya. Tapi bila Tuhan berkenan menerima persembahan hidupku, maka darahku akan menjadi benih kebebasan, dan tanda datangnya harapan akan kenyataan. Seorang Uskup akan mati, tapi Gereja Tuhan, yaitu umatNya, tidak akan pernah mati.”

KITA ADALAH PEKERJA

Ada manfaat bila sesewaktu kita mundur sedikit
dan mencoba melihat jauh ke depan.
Kerajaan Allah tidak saja di luar jangkauan usaha kita,
bahkan di luar jangkauan visi kita.

Sepanjang hidup, kita hanya mencapai setitik kecil
dari upaya luar biasa yang disebut karya Allah.
Tak satupun yang kita buat itu lengkap,
dengan kata lain Kerajaan Allah selalu berada di luar jangkauan kita.
Tak ada pernyataan dapat menjelaskan semuanya yang perlu dikatakan.
Tak ada doa yang dapat menyatakan iman kita secara penuh.
Tak ada pengakuan dosa yang membawa kesempurnaan,
tak ada kunjungan pastoral yang membawa keutuhan.
Tak ada program yang menyelesaikan misi Gereja,
tak ada tatanan tujuan dan sasaran yang meliputi segala sesuatu.

Itulah hakekat kita.
Kita menanam biji yang suatu hari akan tumbuh.
Kita menyirami biji yang sudah ditanam,
memahami bahwa ada janji masa depan yang dikandungnya.
Kita meletakkan landasan yang membutuhkan pengembangan selanjutnya.
Kita menaburkan ragi yang memberikan dampak,
jauh di luar jangkauan kemampuan kita.

Kita tak dapat melakukan segala sesuatu,
dan ada perasaan yang memerdekakan kala kita memahaminya.
Hal itu memampukan kita melakukan sesuatu,
dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
Mungkin tidak lengkap, namun itulah suatu awal,
sebuah langkah sepanjang perjalanan,
suatu peluang supaya rahmat Allah bisa merasuk,
dan melakukan selebihnya.
Kita mungkin tak akan melihat hasil akhirnya,
tetapi itulah perbedaan antara
Pencipta dan pekerja.

Kita adalah pekerja, bukan Pencipta,
pelayan bukan Mesias.
Kita adalah nabi dari suatu masa depan yang bukan milik kita.

Selamat menjalani masa puasa 2012.